Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Dokter Gigi

Agun says:
Masih inget dengan lagu Meggy Z “daripada sakit hati lebih baik sakit gigi ini” kurang lebih seperti itu, tapi kenyataan sakit gigi pun nggak kalah dahsyatnya, makanan seenak apapun pasti hambar karena sakit gigi. kemarin hari selasa tgl 27 adalah hari pertama saya berkunjung ke dokter gigi,jujur harus saya akui saya sangat takut sekali dengan dokter gigi apalagi kalau diinjeksi weiih takutnya minta ampun deh sob, sekitar jam 8.59 saya denga teman saya Rio sudah sampe di Rumah Sakit Permata Medical Center, alasan saya kenapa memilih rumah sakit swasta adalah karena pertimbangan pelayanannya, setelah itu saya registrasi di bagian loket dan orang loket mengatakan dokternya belum datang, jadi mau ngga mau saya harus nungguin tuh dokter di depan ruang praktinya dokter, disitu tertulis dengan jelas POLI GIGI disebelahnya ruang IGD, terus saya lihat diseberang ruangnya ada POLI ANAK, dipikiran saya wah jangan-jangan ada POLI GAMI hahaha ngawur.

Setelah nunggu kurang lebih setengah jam datanglah wanita paruh baya terlihat “gandang” tegas dan lugas kemudian saya menegurnya “Ibu Irma?” Beliau menjawab “iya benar”, “Bu saya mau periksa” “oh yaudah tunggu sebentar” saya pun kembali menunggu dan saya lihat sih beliau sedang membenahi ruangannya, Ibu Irma (Dokter Gigi) ini mengingatkan saya kepada Ibu Hj. Sulastri dosen Speaking 3 dan 4 saya waktu di semester III dan IV begitu pun Rio dia juga berpikiran begitu, Ibu Irma terlihat tegas, jarang senyum, jutek, tidak suka basa-basi, tapi saya yakin dibalik itu semua tersimpan sifat ramah tamah, friendly, hangat dan punya selera humor, dan ternyata jreeng benar dugaan saya itu, ibu Irma memang benar-benar asik diajak ngobrol dan berkonsultasi bahkan sesekali dia juga ikut tertawa dengan kekonyolan yang saya buat karena rasa takutnya itu kalau kata Rio sih mirip mister bin (Mr. Bean) gtu hehehe, ini pelajaran penting buat saya, bukan berarti setiap yang kelihatannya keras, jutek dan kaku itu tidak memiliki kelemahlembutan. Setelah gigi saya diperiksa akhirnya graham saya memang harus melalui tahapan perawatan terlebih dahulu sebelum akhirnya ditambal, kurang lebih sekitar dua atau tiga pertemuan lagi baru setelah itu ditambal, karena gigi graham saya berlubang bahkan sudah kena pada bagian pulpa, itu sebabnya saya jarang mengunyah makanan dengan gigi graham saya yang berlubang itu akibatnya justru malah menimbulkan karang gigi yang lumayan banyak, saya pun Tanya ke Ibu Irma mengenai tariff untuk scaling, dan ternyata harganya sekitar 45% dari biaya scaling dokter gigi yang ada di Jakarta, Alhamdulillah deh masih kejangkau walaupun untuk ukuran mahasiswa seperti saya ini sih memang lumayan mahal sih tapi ngga apa-apa demi untuk kesehatan, mengutip dari kata-kata Ibu Irma “ini memang tidak sakit, tapi ini adalah penyakit” memang betul sekali kebanyakan orang menganggap bukan penyakit apabila belum terasa sakit, padahal yang namanya pencegahan itu lebih murah daripada pengobatan.

Setelah dilakukan perawatan dan penambalan sementara akhirnya saya diijinkan pulang dan disuruh menebus obat di apotik, yang kebetulan masih berada disekitar rumah sakit tersebut, dan saya diminta untuk kembali selasa depan sekitar tgl 4 desember untuk dicek ulang dan dilakukan prosedur medis berikutnya untuk merikaveri gigi saya yang berlubang.

Akhirnya saya sudah tidak takut lagi dengan dokter gigi, saya yakin hampir setiap orang pernah mengalami yang namanya sakit gigi dengan tingkat sakit yang berbeda-beda tapi jarang sekali mereka mengobatinya secara systemic and holistic justru malahan yang dicari adalah solusi yang sifatnya sementara seperti mengkonsumsi obat pain killer memang memiliki efek untuk meredakan rasa sakit tapi itu sementara, berbeda jika kita datang pada ahlinya yaitu dokter gigi (tapi Bukan Ahli GIGI yang abal-abal). Jadi menurut anda lebih baik sakit gigi atau sakit hati? Kalau saya sih masih milih sakit hati apalagi sakit hati karena cewek cemen banget tinggal cari aja yang lain terus selain itu masih bisa makan enak, coba kalau sakit gigi, sudah sakitnya sampe  ting srenod tekang endas bli bisa mangan enak apa maning ditambah tanggane duwe gawean sound system e madep ngumah waduh bli bisa turu cah hahahaha

*buat yang punya pengalaman serupa share donk :D

Post a Comment for "Pengalaman Pertama Berkunjung Ke Dokter Gigi"